Pages

Thursday, September 26, 2013

To NOT Get Even (in Islam)


Al Quran, surat Asy Syura (42, bermusyawarah)
Ayat 41:
Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka.

Ayat 43:
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.

Al Quran, surat An Nahl (16, lebah)
Ayat 126:
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Ayat 96:
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Al Quran, surat Al Anfal (8, rampasan perang)
Ayat 46:
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Al Quran, surat Ali Imran (3, keluarga Imran)
Ayat 133:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Ayat 134:
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Dari Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A., "Menghalau Dendam dengan Sabar dan Maaf", Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan, Kementerian Agama Republik Indonesia, 2010:
Dalam tarikh antara lain dikisahkan bahwa jika nabi Muhammad saw sedang gundah atau mungkin marah, maka raut mukanya kelihatan memerah karena sedang dan mampu menahan emosinya. Oleh karena beliau menyadari dirinya sebagai rahmat dari Allah, berperilaku sebagai manusia terpuji dan teladan bagi orang lain maka beliau memiliki cara tersendiri bagaimana meredam kemarahan dengan cara yang simpatik.

Jika keadaan beliau itu kita teorikan,maka ada lima pemeringkatan untuk meredam kemarahan yaitu:

(1) sudah saatnyakah saya marah,
(2) sudah betulkah saya marah,
(3) apakah kemarahan saya bisa merubah orang,
(4) apakah materi kemarahan saya sudah betul, dan
(5) untuk apa saya marah?

Ternyata, kemarahan yang muncul dari diri bisa dikontrol dan dikendalikan dengan cara mengedepankan pertimbangan akal daripada emosi.

 

No comments: